Rabu, 11 Januari 2017

Sejarah Photography

Sejarah Photography pertama kali diresmikan pada abad ke-19, lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan yang dilakukan oleh manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839-an yang dicanangkan sebagai tahun awal  Photography, negara Perancis dinyatakan secara resmi bahwa Photography merupakan sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.


Sejarah Photography sebenarnya bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of  Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, dinyatakan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti telah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian ruang tersebut akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.

Beberapa abad setelah itu, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).


Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611:

“By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas).

dalam Sejarah Photography Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.

Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah Photogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.

Dalam Sejarah  Photography mencatat Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa.

Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal Photography yang sebenarnya. Photo yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “Photography akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.”

Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat Photo yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.

Photography mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal Photography Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa Photography adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Januari 1839, penemu Photography dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.

Photography kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia Photography modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan Photography dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia Photography melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas Photo.

Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia Photography dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.

Kemajuan teknologi turut memacu Photography secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat Photo yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

Sabtu, 07 Januari 2017

Tips Meningkatkan Kualitas Fotografi



Perkembangan kamera saat ini terbilangan sangat cepat. Saat ini jauh lebih mudah mengambil foto yang terfokus dan terekspos secara benar. akan tetapi tetap saja kebanyakan foto orang terlihat seperti biasa-biasa saja. Foto-foto mereka ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan yang ada di majalah-majalah. Berikut ini kami sajikan beberapa informasi tentang Tips Meningkatkan Kualitas Fotografi :



1. Meningkatkan Kualitas Komposisi

Ketika mengambil foto, insting kebanyakan orang ialah menempatkan hal yang paling penting di tengah foto. Ketika memotret seseorang, kepala orang tersebut merupakan obyek perhatian utama, jadi mereka menempatkannya tepat di tengah. Hal ini tentu saja merupakan tanda seorang amatir.

Artinya anda mendapatkan begitu banyak ruang kosong di bagian atas foto, dan orang tersebut tertekan ke bagian bawah. Jika foto dibingkai secara horizontal (yang berarti anda memegang kamera dengan cara biasa dan gambarnya lebih lebar), maka efek ini bahkan lebih buruk karena ada juga banyak ruang kosong di sebelah kiri dan kanan orang yang anda potret.

Sebaliknya, lihat keseluruhan ruang dalam gambar dan penuhilah itu dengan orang tersebut sebisa mungkin. Miringkan kamera di sisi agar gambarnya vertikal (lebih tinggi daripada lebar), karena hal itu alaminya akan sesuai dengan bentuk orang itu. Memperbesar (zoom) atau menurunkan kamera sampai bagian atas kepala mereka hampir di bagian atas gambar. Secara instan foto itu akan terlihat lebih profesional. Praktekan itu beberapa kali dan anda tidak akan pernah menghasilkan foto amatiran lagi.


2. Meningkatkan Kualitas Pencahayaan

Kamera membutuhkan sejumlah cahaya untuk dapat mengambil foto, dan ketika tidak ada cukup cahaya, maka diperlukan waktu lebih lama untuk mengambil foto karena kamera harus menunggu lama untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk. Semakin lama waktu yang dibutuhkan, semakin banyak resiko foto menjadi buram, karena tangan anda yang memegang kamera membuat gemetar kecil yang mempengaruhi foto. Untuk mengkompensasi hal ini, kebanyakan kamera digital dilengkapi dengan flash, dan biasanya dalam mode otomatis, kamera secara otomatis akan mendeteksi jika ada cukup cahaya dan mengaktifkan flash jika diperlukan. Jadi, ketika anda berada di luar ruangan di bawah sinar matahari cerah, flash tidak akan aktif karena banyak cahaya alami. Ketika berada di dalam ruangan, kamera akan mengaktifkan flash karena tidak banyak tersedia cahaya dan mengkompensasikannya dengan tambahan cahaya dari flash.

Akan tetapi, lampu flash pada kamera tidak menarik. Hal ini dikarenakan cahaya datang dari arah yang sama dengan kamera. Hasilnya, apapun yang anda foto akan terkesan 'rata', menghilangkan bayangan dan menghilangkan kedalaman wajah seseorang. Ketika cahaya datang dari samping, atau dari atas, akan terlihat jauh lebih bagus. Anda akan mendapatkan kedalaman 3 dimensi yang lebih bagus. Memang kita menggunakan flash dalam studio, tapi dari sudut yang menarik, bukan dari sudut yang sama dengan kamera.

Jadi tips kedua ialah mematikan flash pada kamera anda. Hal ini bisa dilakukan pada kebanyakan kamera digital. Carilah pada menu kamera anda, dan bacalah buku petunjuknya jika perlu, yang penting matikan flashnya.

Seketika itu pun foto-foto orang anda akan terlihat lebih baik daripada ketika anda menggunakan flash. Akan tetapi anda perlu lebih mengetahui seperti apa cahaya alami itu, karena anda perlu memastikan apakah ada cukup cahaya untuk menghindari foto buram. Posisikan orang yang ingin anda potret di dekat jendela atau di dekat sumber cahaya jika sedang dalam ruangan. Kurangi guncangan kamera dengan menempatkannya pada permukaan atau gunakan tripod agar tetap stabil.

3. Memilih Subyek

Para turis sering meminta dipotret atau mengambil foto satu sama lain dengan obyek terkenal di sebelah atau di belakang mereka. Hal ini dapat terlihat amatir kecuali anda benar-benar tahu apa yang anda lakukan. Bayangkan seseorang melihat foto. Pertama-tama mereka harus menentukan apa yang menjadi subyek foto tersebut, kemudian mereka bisa menghargai seberapa baik anda "menangkap" subyek itu. Masalah pada foto wisata adalah ada dua subyek. Perhatian orang yang melihat foto berada di antara orang dan patung terkenal (atau obyek apa pun itu) dan tidak pernah jelas mengenai apa foto tersebut.

Jadi anda dapat menghindari hal ini dengan menetapkan secara jelas dalam pikiran anda apa yang menjadi subyek anda (biasanya orang). Hal ini akan memberikan teman anda peran utama dalam foto dan mengurangi patung ke bagian latar belakang untuk memberikan atmosfernya. Patungnya bisa tetap ada dalam gambar, tapi buatlah tampak insidentil.

Sekian pembahasan tentang Tips Meningkatkan Kualitas Fotografi , semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.

Jumat, 06 Januari 2017

Tips Photography Pemula

Pertama kali memiliki Kamera DSLR kadang membuat kita bingung dari mana dan bagaimana harus memulai belajar menguasai kamera, pengaturan di kamera DSLR lebih komplek dibanding point and shoot camera sering kita gunakan. 

Jadi untuk anda yang kebetulan menghadapi kondisi yang mirip seperti yang diterangkan, dan memiliki rasa ingin belajar tentang Photography maka inilah empat tips yang dapat kami share untuk membantu anda memulai mempelajari dunia Photography :

Photography - Baca Manual

Sebagian besar barang elektronik yang kita beli pasti disertai manual pemakaian dalam setiap kemasannya, begitu juga dengan kamera DSLR. Masalahnya, sebagian besar orang, termasuk saya , malas membaca manual yang biasanya tebal dan membosankan. Tapi percayalah kawan, dalam kasus ini, jangan ikuti kemalasanmu itu. Baca buku manual yang datang bersama kameramu itu karena itu akan mengajarkanmu bagaimana cara mengoperasikan kameru. Kenapa? Karena setiap kamera, bahkan dari produsen yang sama, memiliki cara mengoperasian yang berbeda – beda dan tanpa mengerti cara mengoperasikan kameramu maka kamu tidak akan bisa mengoptimalkan potensi kameramu.

Pahami basic Shutter Speed, Aperture dan ISO dan Gunakan Manual Mode

Apa kelebihan utama kamera DSLR dibanding kamera Point and Shoot? Jawabannya adalah kendali manual yang lebih luas. Tetapi kelebihan utama ini di sisi lain bisa menjadi percuma jika sang fotografernya tidak mau mengalokasikan waktu dan pikiran untuk belajar. Karena itulah pemahaman tentang Shutter Speed, Aperture dan ISO menjadi element yang sangat krusial. Saya sendiri sudah pernah membahas secara panjang lebar mengenai masing – masing element tersebut di dalam artikel sebelumnya.


Rajin Rajin Memotret Berbagai Objek

Banyak pemilik kamera DSLR baru merasa ragu untuk memotret kamera merisaukan shutter count. Saya sendiri tidak begitu peduli tentang shutter count karena dalam bidang apapun cara paling efektif dalam belajar adalah dengan menambah jam terbang. Toh, kamera DSLR itu dibeli mahal – mahal untuk digunakan tho? Bukan untuk disimpan dalam dry box J.

Memotret berbagai macam objek juga sangat disarankan. Cobalah memotret berbagai objek mulai dari pemandangan, portrait, kegiatan olah raga, hewan sampai street photography untuk menemukan minat fotografi kamu.

Mulailah dari Lensa Kit

Mulailah dari lensa Kit terlebih dahulu. Lensa kit yang datang bersama kamera

sudah sangat cukup untuk belajar. Jika kamu kebetulan punya dana lebih yang bisa diinvestas

ikan maka lensa prime entry level adalah pilihan yang bijak untuk belajar cara mengendalikan Deep of Field dan teknik memotret dengan cahaya minim. Tetapi ingat, Belilah peralatan sesuai dengan kebutuhan dan meningkatnya kemampuan J bukan karena nafsu ingin memiliki peralatan yang mahal agar terlihat hebat.

Initinya nikmati kameramu, jangan terburu – buru. Cetak hasil foto yang menurutmu bagus dan tunjukan ke orang – orang yang kamu sayangin lalu lihat reaksi mereka, nikmati ekspresi yang mereka tunjukan juga terima kritik dan saran yang membangun dari mereka.

Demikian artikel berjudul Tips Photography Pemula , Semoga dapat bermanfaat bagi anda yang ingin belajar Photography.